Buku Tamu

Senin, 03 November 2008 ·

Kepada pengunjung yang ingin bersilahturahim atau hendak mengkritik, saran, atau nasehatnya, kami harap kalian semuahnya selalu menjaga adab-adab dalam berdiskusi.



5 komentar:

Anonim mengatakan...
3 November 2008 pukul 17.24  

assalamualikum.

semogah antum tetap Istiqomah di atas Dakwah yang haq. Mulia dengan manhaj salaf as sholeh.

Abu Nashir as salafy

Anonim mengatakan...
8 November 2008 pukul 15.17  

Bismillah hirrahmanir rahiim.

Assalamualiakum..

Nasehat Dari Akhuka Shagiir.
Abu Nashir Mukhtar Ibnu Hasan ar Ratuloly al Atsary as Salafy, Insya Allah.

Nasehat ini merupakan pengamalan dari hadist Nabi Shallallaaahu 'alaihi wa sallah, dari Sahabat Tamim ad Dari radhiallahu 'anhum Nabi Bersabda

"Agama adalah Nasehat,3X para Sahabat bertanya, untuk siapa Yaa Rasulullah? beliau menjawab, untuk Allah,Kitab-Nya, rasul-Nya, Imam Kaum Muslimin dan Untuk kaum Mukminin secara Umum ((Shahih, HR. Muslim no 95), (Abu Dawud no 4944), (An Nasai'i VII/156-157), (Ibnu Hibban, AL Baihaqi)

Ana memberiakn nasehat ini untuk tiga golongan; dan semoga engkau wahay (akhuka kabir masuk kedalam golongan yang pertama)

Golongan yang pertama :
Untuk mereka yang bermanhaj dengan manhaj salafush shalih, baik dalam aqidah,ibadah,dan akhlak; ana katakan:

sesungguhnya yang di jadikan kalimat terakhir ialah sabar dan teguh, teguh dan bersungguh-sungguh. bersungguh-sungguh dalam berpegang dengan 'aqidah dan manhaj im-manhaj Nubuwwah-dan dengan jalan ini-jalan Salafiyah-serta mengambilnya dengan kuat, tidak lemah, tidak merasa hina, dan tidak patah semangat di hadapan musuh-musuh serta tidak melepaskan diri dari pondasi-pondasi dan tiang-tiangnya dengan alasan berkumpul dan bersatu dengan mereka (musuh dakwah Salafiyah) seluruhnya, sampai tegaknya daulah Islam. Jauhilah oleh kalian, jauhilah oleh kalian hal ini (bergabung dan bersatu dengan musuh), karena hal ini-demi Allah-adalah pintu kejelekan.
Pengemban dakwah Salafiyah ini memiliki ciri khas dan dikenal bahwa mereka adalah Atsariyyun, dikenal bahwa mereka adalah Salafiyyun, siapa saja yang bersama mereka di atas manhaj ini maka ia termasuk golongan mereka. Dan barangsiapa menyelisihinya maka ia bukan termasuk golongan mereka meskipun ia adalah karib kerabat terdekat atau sahabat karibnya, sebab mereka (Salafiyyun) berlepas diri darinya. Maka janganlah kalian lemah, patah semangat, dan jangan tunduk kepada mereka. Ketahuilah bahwa di antara yang dapat menghibur kalian bahwa golongan yang selamat itu hanya satu, sedang 72 golongan adalah musuhnya. Kebenaran itu sedikit pengikut¬nya, sedang kejelekan itu banyak pengikutnya... Banyaknya jumlah pengikut bukanlah sebagai tolok ukur, akan tetapi menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah, yaitu jama'ah Salafiyah -semoga Allah Ta'ala memasukkan kami dan kalian ke dalamnya- tolok ukur itu ialah al-ittibaa' (mengikuti Sunnah) dan menjauhkan bid'ah. Siapa saja yang mengikuti Sunnah Rasulullah maka ia dari golongan kami, dan siapa saja sebagai pelaku dan penyeru bid'ah maka ia bukan golongan kami meskipun ia sebagai karib kerabat.
Golongan kedua: untuk mereka yang telah masuk dan terjebak dalam jaring-jaring hizbiyyah dan kelompok-kelompok bid'ah dengan sebab pemalsuan dan kedustaan. Penulis katakan kepada mereka:

Sesungguhnya kami tidak ragu-msya Allah-akan baiknya niat kalian, yaitu kecintaan kalian terhadap kebaikan, rasa cemburu kalian terhadap Sunnah, dan pembelaan kalian terhadap Islam. Akan tetapi menolong agama Allah bukan-lah dengan cara seperti ini.
Sesungguhnya menolong agama itu ialah dengan mengikuti jalan para Salafush Shalih dari para Shahabat yang mulia dan pengikut mereka yang telah mengikuti jalan mereka dan bermanhaj dengan manhaj mereka. Maka sadarlah-wahai saudaraku-dari tidur kalian karena perkara ini sangat penting dan kewajiban ini sangat besar serta musuh-musuh Islam tidak henti-hentinya membuat rencana siang dan malam untuk menjauhkan kita dari manhaj Nubuwwah, manhaj Salafush Shalih, khususnya pada kondisi genting sekarang ini, pada saat sedikitnya ulama, yaitu ulama Sunnah, sedang para da'i penyeru kejahatan, ulama-ulama bid'ah dan khurafat bertambah banyak. Wallaahul Musta'aan.
Saudaraku! Sesungguhnya masalah ini sangat besar sekali, yaitu antara Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang mengikuti manhaj Nabi dan berpegang teguh dengannya secara hakiki, bukan sekedar pengakuan belaka.
Ataukah Neraka yang menyala-nyala,827 bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang disediakan bagi orang yang menjauhkan diri dari manhaj Nabawi, manhaj Salafush Shalih, serta berpaling darinya dan menggantinya dengan manhaj baru yang menyusup ke dalam Islam.
Saudaraku! Bertakwalah kalian kepada Allah, ber-takwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah kalian ber-pegang teguh dengan manhaj Salaf, pegang dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah kelompok-kelompok bid'ah ini yang hanya melahirkan kejelekan yang besar bagi pribadi dan masyarakat.
Saudaraku! Kenalilah kedudukan dan kehormatan manhaj ini dan kenalilah hak para da'inya. Sebab, tidaklah ada satu ayat dari Kitabullah dan hadits shahih dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam yang pada keduanya terdapat sebuah isyarat berupa pujian terhadap ahli ilmu, melainkan yang dimaksud itu adalah para da'i manhaj Salaf karena mereka menyeru dengan kebenaran yang ada pada Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salaful Ummah, bukan yang lain. Maka ambillah ilmu dari mereka dan bertanyalah kepada mereka tentang permasalah yang masih kalian anggap rumit, serta mohonlah kepada Allah Ta'ala agar Dia memberikan taufiq kepada kalian untuk mengikuti jalan mereka.

Allah Ta'ala berfirman,
"Dan sungguh, inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintah-kan kepadamu agar kamu bertakwa. " (QS. Al-An'aam: 153)
Golongan ketiga: Para pemimpin, tokoh, dan penggerak hizbiyyah dan kelompok-kelompok bid'ah yang telah menebarkan syubhat dan kesamaran kepada masyarakat dan orang yang lurus hatinya. Penulis katakan kepada mereka:

Allah Ta'ala berfirman,
"Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semwa dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya dan mereka tidak dizhalimi (dirugikan). " (QS. Al-Baqarah: 281)
Takutlah kepada Allah Ta'ala terhadap masyarakat awam, khususnya para pemuda, yang merupakan tiang umat ini -dengan izin Allah-, tinggalkanlah perbuatan kalian membuat syubhat, keragu-raguan, dan penipuan terhadap mereka, janganlah kalian terperdaya dengan kehidupan dunia dan perhiasannya dengan pemandangan-nya yang menipu,

karena Allah Ta'ala berfirman,
"...Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu terpedaya dengan kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu terpedaya oleh penipu dalam (mentaati) Allah. " (QS. Luqman: 33)

Ketahuilah! Bahwa kalian esok hari akan berdiri di hadapan Allah Yang Mahaperkasa, kalian dihisab atas amal-amal kalian, dan kalian memikul dosa orang-orang yang kalian sesatkan, dan kelak orang yang zhalim akan mengetahui kemana tempat mereka kembali. Allah Ta'ala berfirman,

"(Ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu. " (QS. An-Nahl: 25)
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"... Dan barangsiapa membuat sunnah (cara/contoh) yang jelek dalam Islam maka ia mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun."828
Tahanlah lisan-lisan kalian dari kedustaan dan menjelek-jelekkan hakikat manhaj Salafi dan para da'inya, karena Allah Ta'ala berfirman,

barangsiaya berbuat kesalahan atau dosa, kemudian ia tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sungguh, dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata. " (QS. An-Nisaa': 112)
Sebab pada hari ini yang ada hanyalah amal dan tidak ada hisab, sedang esok hari (hari Kiamat) yang ada hanya¬lah hisab dan tidak ada amal. Perbuatan makar yang buruk hanyalah menimpa pelakunya.


Di Nukil Dari Kitab "Mulia Dengan Manhaj Salaf" pada pembahasan terakhir bagian Nasehat dari Penulis (Abu Fat-hi yazid Bin Abdul Qadir Jawas) pustaka at Taqwa Bogor

Abu Abdillah Muhammad Ibnu Hasan mengatakan...
8 November 2008 pukul 16.55  

Wa'alaikumussalaam Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Alhamdulillah, selawat dan salam segoga dilimpahkan ke Nabi dan Rasul Muhammad SAW.

Nasehat yang sangat baik bagi ana secara pribadi dan untuk kita semua.

Anonim mengatakan...
15 November 2008 pukul 14.35  

Amrozi CS… Syahidkah ?

Sebuah Nasehat untuk saudaraku yang tercinta....!

Saudaraku … Beberapa saat lalu, kita mendengar berita kematian saudara kita -Amrozi cs- yang dihukum mati karena kasus pidana bom bali yang telah menewaskan sekitar 200 orang. Setelah eksekusi yang dilakukan di Lembah Nirbaya-Nusakambangan pada hari Ahad, pukul 00.15, berbondong-bondong kaum muslimin terutama yang pro Amrozi cs, melayat ke kediaman terpidana mati tersebut. Sampai-sampai sebagian dari pendukung membuat spanduk untuk menyambut kedatangan mereka dengan tulisan Selamat Datang Syuhada’. Yang mengurus pemakamann mereka pun memakai ikat kepala bertuliskan Keluarga Syuhada’. Bahkan daerah pekuburannya pun diberi nama Makam Pejuang Islam. Sudah tepatkah Amrozi cs disebut demikian? Sudah tepatkah saudara kami ini -semoga Allah mengampuni kesalahan mereka- menyandang gelar syahid?


Janganlah terburu-buru dalam mengatakan semacam ini. Seharusnya yang lebih berhak menyandang gelar demikian adalah sahabat sekaligus Amirul Mukminin yaitu Umar dan Utsman, yang mereka benar-benar mati syahid di jalan Allah. Kenapa kita tidak mengatakan demikian kepada kedua sahabat yang mulia ini?! Namun sangat berani dan sangat lancang sekali kita mengatakan demikian kepada orang-orang yang belum dipastikan mati syahid atau bahkan masuk surga dengan gelar Syahid.

Tidakkah kita memperhatikan bahwa Ahli Hadits nomor wahid yaitu Bukhari membawakan Bab dalam kitab shohihnya ‘Tidak boleh mengatakan si A syahid’. Perhatikanlah potongan hadits yang dibawakan oleh Bukhari dari sahabat Abu Hurairah :

“Allah yang lebih mengetahui siapakah yang benar-benar berjihad di jalan-Nya dan Allah yang lebih mengetahui siapa yang benar-benar terluka di jalan-Nya.” (HR. Bukhari)

Apa maksud hadits ini? Marilah kita melihat tafsiran dari seorang pakar hadits berikut.

Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari mengatakan, “Perkataan Bukhari ini ‘Tidak boleh mengatakan si A syahid, maksudnya adalah tidak boleh memastikan si A syahid kecuali berdasarkan wahyu atau dalil.”

Hal ini juga dikatakan oleh Al ‘Aini dalam Umdatul Qori. Sekarang apakah memang ada wahyu dari Allah kepada orang-orang yang mengatakan demikian?

Renungkanlah saudaraku! Apakah memang kita boleh menyebut mereka dengan gelar syahid sedangkan tidak ada wahyu sama sekali tentang hal ini? Apakah yang mengatakan seperti ini seperti Ustadz Chozin -kakak kandung Amrozi- dan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (semoga Allah memberi petunjuk dan taufik pada mereka) telah mendapatkan wahyu tentang hal ini? Semoga mereka bisa merujuk pada perkataan ulama yang lebih memahami hadits ini dengan benar. Semoga Allah memberi taufik pada mereka.

Janganlah kita melangkahi ilmu Allah yang lebih mengetahui isi hati mereka! Janganlah sampai lisan ini, cepat mengeluarkansepatah dua-kata begitu saja, padahal sebenarnya Allah-lah yang lebih mengetahui isi hati mereka dan lebih tahu mereka syahid ataukah tidak! Janganlah sampai ucapan ini malah menjerumuskan kita dalam jurang kebinasaan!

Alangkah indahnya jika kita mau merenungkan perkataan Ath Thohawiyah dalam kitab Aqidahnya :

Kami berharap kepada orang beriman yang berbuat kebajikan, mudah-mudahan mereka diampuni (atas kesalahan yang mereka diperbuat) dan semoga Allah memasukkan mereka dalam surga dengan rahmat-Nya. Namun kami tidak merasa aman bahwa mungkin juga mereka mendapat siksa (karena sebab dosa yang mereka perbuat). Kami juga tidak bersaksi bahwa mereka akan masuk surga.

Kami hanya bisa mendo’akan, semoga Allah mengampuni kesalahan mereka, namun kami takut kesalahan ini akan membuat mereka disiksa. Kami juga berusaha tidak membuat mereka berputus asa dari ampunan Allah.

Inilah sikap muslim yang tepat terhadap saudaranya. Dia tidak memastikan saudaranya masuk neraka karena sebab dosa yang diperbuat. Juga dia tidak memastikan saudaranya masuk surga -semisal mengatakannya syahid-. Namun, kalau saudara kita ini adalah orang yang gemar melakukan ketaatan, maka kita do’akan semoga mereka meraih surga-Nya. Inilah aqidah seorang muslim yang benar.

Semoga Allah memberi petunjuk padamu, saudaraku ….

Kami mendo’akan pula agar saudara kami -Amrozi cs- diberi ampunan oleh Allah, dirahmati, dan diberi kemudahan di alam kubur dan akhirat kelak. Semoga kaum muslimin diberi petunjuk oleh Allah untuk tidak meneruskan jejak mereka yang keliru.

Silakan lihat fatwa tentang hal ini di sini. Dan silakan lihat tulisan saudara kami Al Fadhil Ari Wahyudi di sini.

Disusun di Pangukan, Sleman saat malam hari, 11 Dzulqo’dah 1429

Abu Rumaysho [Muhammad Abduh Tuasikal]

Sumber : http://rumaysho.wordpress.com/2008/11/10/amrozi-syahid/#more-251

Anonim mengatakan...
15 November 2008 pukul 14.42  

assalamualiakum

ada sebuah jawaban yang menarik yang di sampaikan oleh Ustadz Abu Abdillah Muhammad afifuddinin as sidawy hafidhahullah.- beliau ketika di tanya dengan teks pertanyaanm.

"beberapa waktu yang lalu ada sebuah sms yang masuk kepada ana yang mengatakan bahwasanya Ustadz Lukman Ba'abdu hafidhahullah.- menghinakan Trio Bom Bali (Amrozi Cs) padahal Jenazahnya ketiga terpidanah m ati itu, bagaikan terapung di atas air, dikarenakan banyaknya pelayat yang mengantarkan kepergian mereka bertiga.

pertanyaannya "apakah benar mereka bertiga termasuk syahid?

beliau hafidhahullah.- menjawab: cukuplah dengan wafatnya ketiga orang ini sebagai fitnah bagi seluruh kaum muslimin. bagaimana tidak, firqo takfirnya sungguh sangat berbahaya sekali, mereka mengkafirkan pemerintah kaum muslimin, mereka mengkafirkan setiap orang yang di luar golongan mereka. paham khawarijnya sungguh sangat gamblang dan sangat jelas bagi orang yang tau akan manhaj salafus shalih mereka pasti akan tau bahwasanya mereka adalah penerus khawarij sepanjang zaman.

kita melihatnya bukan dari perasaan namun kita melihat dari kacamata syari'at. apa yang mereka lakukan sungguh sangat jauh dari kebenaran, apalagi mereka di katakan syahid. dari mana kita tau mereka mati syahid.

Posting Komentar

Syukron fii ri'aayatillah

Sponsorship

Waktu

Titip Pesan

Risalah Muslimah

Abu Nashir as Salafy

Feeds Sunnah

Kumpulan Situs Sunnah

RSS Web Ilmiah